CP-TV.COM – Limpung – Batang, Tak pernah terbesit dalam dirinya menjadi seorang pendeta, sebab figur pendeta di pandang sebagai figur yang suci oleh Mieka Aditya Nugraha. Putra kedua dari tiga bersaudara, lahir pada tanggal 4 Mei 1991 dari pasangan suami istri (pasutri) pak Slamet Raharjo dan ibu Sri Lestari.
“Sejak kecil saya tidak pernah berfikir menjadi pendeta, namun saat kelas 1 SMK, saya secara pribadi mendengar Injil dari seorang hamba Tuhan. Tepatnya pada saat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) siswa siswi Kristen” ujar Meika pada awak media melalui whatsappnya.
Dijelaskan oleh Meika, setelah KKR, ia menyadari keberdosaannya, dan saat itu mengambil keputusan bertobat. Dari pertobatannya ada kebangkitan, sekaligus kerinduan melayani siswa siswi termasuk adik adik kelasnya. Lulus kuliah ada dorongan kuat ingin menjadi pendeta.
“Saya belajar teologi di Universitas Kristen Surakarta (UKS) dengan prodi Pastoral Konseling dan Pendidikan Agama Kristen. Tahun 2015 saya lulus dengan gelar Sarjana Pendidikan Kristen (S.Pd.K). Keinginan menjadi pendeta semakin terbuka. Bulan Juli 2022, saya menerima panggilan dari GKJ Limpung, berproses di sana. Tanggal 19 Juli 2023, setelah mendapat bimbingan dari pendeta, saya menghadapi ujian peremtoir” tulis Meika melalui autobiografi MENJALANI PROSES KEHIDUPAN DALAM KETAATAN KEPADA TUHAN.
Perjuangan meraih cita-cita menjadi pendeta terwujud. Pada hari Jumat, 23 Pebruari 2024, dirinya tahbiskan menjadi pendeta ke dua (2). Di depan jemaat GKJ Limpung dan tamu undangan, khotbah sulung bertema MENGHIDUPI PANGGILAN UNTUK BERSATU KARENA KRISTUS (Efesus 2:11-22) ia sampaikan.
Di tempat yang sama, Pendeta Toto Pramono, S.Ag, pendeta jemaat GKJ Limpung yang sudah memasuki masa emiritus mengungkapkan rasa syukurnya.
“Saya bersyukur, setelah emeritus kini GKJ Limpung memiliki pendeta aktif lagi. Semoga pendeta baru bersama majelis dan warga gereja dalam pelayanan bersinergi, berjalan seiring sejalan, saling mengasihi, dan saling melengkapi. Sehingga pelayanan akan semakin tapis. tumbuh dan berkembang, muaranya hanya untuk kemuliaan Tuhan dan pembangunan gereja Tuhan” tutur Toto yang berharap pada jemaat mengasihi dengan tulus dan utuh, sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kekurangannya. Mengingat pendeta adalah 100% manusia biasa, bukan malaikat.
Selanjutnya, Toto juga berpesan pada pendeta yang baru, hendaknya rendah hati dan hanya mengandalkan kekuatan dari Allah saja. Sebab Ia yang memilih dan mengutus (Yoh. 15:16). Sesuai dengan fungsi panggilannya, pendeta diposisikan sebagai kawan sekerja dalam menghadirkan karya penyelamatan Allah.
Ungkapan syukur dan suka cita disampaikan juga oleh Pendeta Bernadus M. Eksilimawan, S.Si selaku Visitator XXIX Sinode GKJ, yang diutus menghadiri ibadah penahbisan pendeta GKJ Limpung.
“Gereja-Gereja Kristen Jawa memasuki masa dimana banyak pendeta akan emeritus dan banyak pendeta baru yang ditahbiskan. Kebutuhan yang perlu di bangun adalah bagaimana membangun relasi dan komunikasi yang baik, antara pendeta baru dan pendeta yang memasuki masa emeritus” ucap Bernadus, melalui sambutannya di depan jemaat dan tamu undangan yang hadir.
Selanjutnya, Bernadus mengungkapkan tantangan yang di hadapi GKJ semakin beragam. Dirinya menekankan setiap gereja perlu membangun sinergi dan kerjasama pelayanan antara Umat, Penatua, Diaken, Pendeta dan Pendeta Emeritus.
Pj Bupati Batang, ibu Dra. Lani Dwi Rejeki, MM, dalam sambutannya mengharapkan peran serta tokoh tokoh agama, supaya menjadi pelopor pemersatu bangsa serta menjadi mitra Pemerintah Daerah dalam meningkatkan guyub rukun di masyarakat, dan mencari solusi atas permasalahan yang muncul di tengah tengah lingkup masyarakat secara musyawarah mufakat.
Rangkaian Ibadah Penahbisan Pendeta GKJ Limpung dan resepsi berjalan dengan lancar. (sugeng)